Depok, 13 Januari 2025 – SEBI Islamic Business and Economic Research Center (SIBERC), Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI), mengadakan diseminasi hasil riset LITAPDIMAS dengan tema "Analisis Pengaruh Digitalisasi Zakat Terhadap Repetisi Donasi di Lembaga Zakat dengan Kepuasan dan Kepercayaan Sebagai Moderasi: Pendekatan Stimulus-Organism-Response (SOR) Framework." Kegiatan yang berlangsung hybrid ini diadakan di Ruang Rapat Dosen STEI SEBI dan melalui Zoom Meeting.
Kegiatan dibuka oleh Ahmad Faisal Ichsan sebagai pembawa acara. Narasumber utama adalah Dr. Sepky Mardian, S.E.I., M.M., SAS. selaku ketua peneliti, dan Luqman Hakim Handoko, S.E.I., M.Ec. sebagai anggota peneliti.
Ahmad Baehaqi, S.E.I., M.Ak., SAS., ACPA., dalam sambutannya menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan bagian dari program LITAPDIMAS Kementerian Agama. “Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik dan memberikan wawasan baru terkait strategi peningkatan potensi zakat melalui digitalisasi,” ujar Baehaqi.
Dalam pemaparannya, Dr. Sepky menyoroti posisi Indonesia sebagai Most Generous Country menurut laporan World Giving Index (WGI) 2024 oleh Charities Aid Foundation (CAF). Ia juga menjelaskan bagaimana pandemi COVID-19 menjadi pemicu signifikan dalam mendorong digitalisasi donasi. “Tren donasi melalui platform digital meningkat pesat, khususnya di kalangan Gen Z, milenial, dan Gen X,” ungkapnya.
Sementara itu, Luqman memaparkan metode penelitian berbasis teori Stimulus-Organism-Response (SOR). Ia menyebutkan bahwa penelitian ini berfokus pada responden yang telah berdonasi berulang kali di lembaga zakat yang sama. “Penelitian kami tidak hanya menganalisis digitalisasi, tetapi juga mencakup 18 hipotesis untuk memahami faktor-faktor yang mendorong repetisi donasi,” tambahnya.
Luqman juga menjelaskan bahwa kajian awal atau pilot study dapat diterbitkan tidak hanya di jurnal terindeks Sinta, tetapi juga di jurnal bereputasi internasional seperti Scopus. Ia menambahkan bahwa banyak jurnal menerima pilot study sebagai bagian dari penelitian awal.
“Kalau kita cari di Scopus, ada banyak artikel yang menggunakan pilot study, terutama dalam penelitian berbasis TPB (Theory of Planned Behavior). Saya sendiri telah menerapkan metode ini pada beberapa penelitian keuangan Islam, biasanya dengan data hanya 30-50 responden,” ungkapnya.
Menurut Lukman, pilot study berfungsi untuk mengidentifikasi indikator-indikator yang kurang signifikan atau tidak relevan. “Penggunaan pilot study membantu kita memahami apakah pertanyaan dalam survei perlu diubah, dijelaskan lebih lanjut, atau tetap digunakan seperti apa adanya,” tambahnya.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif antara narasumber dan peserta. Antusiasme peserta terlihat hingga akhir kegiatan, yang kemudian diakhiri dengan sesi dokumentasi foto bersama.