Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH. M. Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D menekankan pentingnya integrasi antara ilmu dan agama. Dalam Seminar Pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh STEI SEBI, Nafis mengatakan bahwa saat ini terdapat dikotomi antara ilmu umum dan agama yang merupakan warisan dari Belanda.
“Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua, ada yang berada di bawah Kementerian Agama dan ada yang di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dikotomi ini merupakan warisan dari penjajahan Belanda, di mana pendidikan ilmu umum terpisah dari pendidikan ilmu agama,” ujar Nafis di hadapan ratusan peserta seminar pendidikan Islam STEI SEBI, Kamis (14/12/2023).
Dengan mengacu pada pendapat Imam Al-Ghazali, Nafis menjelaskan bahwa ilmu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu syar’iyyah (ilmu agama) dan ghair syar’iyyah (ilmu umum). Pembagian tersebut tidak untuk memisahkan dan merendahkan satu ilmu dibanding ilmu lainnya. Sebaliknya, adanya pembagian tersebut menunjukkan perlunya integrasi ilmu agama dengan ilmu umum. Nafis mencontohkan bahwa ulama-ulama terdahulu tidak hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga ilmu umum.
“Kita lihat Ibnu Sina atau Avicenna, beliau tidak hanya ahli dalam bidang ilmu fikih, tetapi juga dalam ilmu kedokteran. Kemudian Ibnu al-Nafis, ulama Islam yang dikenal sebagai ahli anatomi paling awal yang berhasil mendeskripsikan peredaran darah dan melakukan praktik pembedahan pada tubuh manusia,” jelas Nafis.
Lebih praktik, Nafis, yang juga Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), menjelaskan bagaimana integrasi ilmu ekonomi dan ilmu agama saat ini, di mana Dewan Pengawas Syariah (DPS) Lembaga Keuangan Syariah (LKS) tidak hanya dituntut untuk mengerti ilmu syariah, tetapi juga harus mengerti ilmu ekonomi, setidaknya teori-teori ekonomi dan keuangan dasar.
Nafis mengapresiasi STEI SEBI karena telah menyelenggarakan pendidikan ekonomi syariah. Mahasiswa tidak hanya belajar ilmu ekonomi dan keuangan saja, tetapi juga belajar ilmu fikih muamalah. “Saya mengapresiasi SEBI sebagai kampus Eksyar. Semoga SEBI ke depan terus berkembang.” Ucap Nafis.