STEI SEBI, 31 Juli 2024 – Pada hari Rabu, 31 Juli 2024, mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah (MBS) STEI SEBI berhasil menyelenggarakan sebuah workshop yang bertajuk "Memperkuat Teknik Persuasi, Closing, dan Menghadapi Penolakan". Workshop ini dihadirkan untuk meningkatkan keterampilan penjualan mahasiswa dengan menghadirkan Coach Meidy Ferdiansyah, seorang Business and Performance Coach yang memiliki sertifikasi EPC, CPBC, CPEC, CPLC, dan CPPC. Acara ini merupakan bagian dari upaya STEI SEBI untuk melengkapi kurikulum dengan praktik yang relevan di dunia bisnis saat ini.
Acara dimulai dengan sambutan oleh Bu Athiyah Fitri,S.Sos,M.Si, dosen pengampu yang juga turut memfasilitasi acara ini. Dalam sambutannya, Bu Athiyah mengungkapkan harapannya agar suasana workshop ini berbeda dari suasana kelas biasa. Beliau menekankan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam mengenai materi penjualan. “Kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda dari kelas biasa untuk membantu mahasiswa memahami materi penjualan dengan lebih baik. Semoga materi kali ini memberikan bekal yang berguna bagi Anda sebagai calon profesional di dunia bisnis,” ujar Bu Athiyah.
Selanjutnya, Pak Fahmi Syahbudin, SEI, MM, Wakil Ketua 3 STEI SEBI yang juga merupakan dosen mata kuliah penjualan dalam bisnis, memberikan sambutan yang menyoroti pentingnya workshop ini sebagai bagian dari kurikulum. Pak Fahmi menjelaskan bahwa workshop ini adalah terobosan dalam menuntaskan mata kuliah penjualan dalam bisnis. “Workshop ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengembangkan dinamika mata kuliah, agar mahasiswa MBS dapat lebih matang dan siap menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan,” jelas Pak Fahmi.
Moderator membuka sesi workshop dengan memperkenalkan Coach Meidy Ferdiansyah, yang akan membagikan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik penjualan. Coach Meidy, dengan pengalaman luas dan sertifikasi profesional, memulai materinya dengan menjelaskan konteks pentingnya keterampilan penjualan di era disruptif saat ini.
Coach Meidy mengungkapkan bahwa dunia penjualan mengalami banyak perubahan akibat berbagai jenis disruptif, termasuk digital disruption, millennial disruption, pandemic disruption, dan augmented reality (AR). Beliau menyebutkan contoh konkret seperti TikTok yang merupakan bagian dari digital disruption, serta pergeseran perilaku konsumen yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan pandemi. “Masa depan mungkin tampak membingungkan, namun penjualan tetap menjadi keterampilan yang krusial karena semua institusi memerlukan orang yang ahli dalam menawarkan solusi kepada mereka yang membutuhkannya,” jelas Coach Meidy.
Coach Meidy juga menguraikan konsep tangga pembelajaran dalam penjualan, yang mencakup empat tingkat: unconscious incompetence (ketidaksadaran akan ketidakmampuan), conscious incompetence (kesadaran akan ketidakmampuan), unconscious competence (kemampuan tanpa kesadaran), dan conscious competence (kemampuan dengan kesadaran). Memahami posisi di mana seseorang berada dalam tangga ini dapat membantu dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Salah satu konsep utama yang dibahas adalah The Selling Triangle, yang terdiri dari tiga elemen penting: selling, communication, dan trust. Coach Meidy menekankan bahwa pada dasarnya penjualan adalah komunikasi, dan komunikasi yang efektif berujung pada trust atau kepercayaan dari pembeli. “Komunikasi yang baik dalam penjualan akan membangun trust, yang merupakan kunci untuk membuat pembeli merasa yakin dan nyaman dalam melakukan transaksi,” ungkapnya.
Beliau juga membahas tujuh prinsip persuasi dari buku Influence: The Psychology of Persuasion yang dapat diterapkan dalam teknik penjualan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
- Scarcity – Membuat produk tampak langka atau terbatas, seperti pada flash sale, untuk mendorong pembelian cepat.
- Authority – Orang cenderung mempercayai individu yang memiliki otoritas atau keahlian di bidang tertentu.
- Social Proof – Memanfaatkan keputusan orang lain sebagai referensi, seperti menggunakan testimoni atau ulasan untuk menunjukkan bahwa produk atau layanan sudah diterima secara luas.
- Liking – Meningkatkan kemungkinan pembelian dengan membangun hubungan yang positif dan disukai dengan calon pembeli.
- Reciprocity – Prinsip timbal balik, di mana orang cenderung membalas kebaikan atau penawaran yang diberikan kepada mereka.
- Consistency – Memanfaatkan keinginan orang untuk konsisten dengan pernyataan, keyakinan, dan sikap mereka.
- Unity – Membentuk ikatan atau identitas bersama yang membuat calon pembeli merasa terhubung secara emosional dengan produk atau layanan.
Coach Meidy juga mengidentifikasi beberapa alasan mengapa kegagalan dalam penjualan sering terjadi, seperti tawaran yang tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk mengatasi kegagalan tersebut, beliau memberikan strategi yang meliputi pencarian calon konsumen yang luas, kunjungan yang konsisten, aktivitas penjualan yang teratur, dan inisiatif dalam menciptakan kebutuhan konsumen.
Workshop diakhiri dengan penekanan pada pentingnya memiliki growth mindset atau pola pikir berkembang, bukan fixed mindset. Coach Meidy menegaskan bahwa sikap yang terbuka terhadap tantangan dan proses adalah kunci untuk meraih kesuksesan dalam penjualan. “Growth mindset membantu kita menerima tantangan dan menghargai proses belajar, sedangkan fixed mindset sering kali menghindari usaha karena merasa sia-sia. Jadikanlah orang sukses sebagai inspirasi, bukan ancaman,” tutup Coach Meidy.
Dengan antusiasme dan partisipasi aktif dari peserta, workshop ini berhasil memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang bermanfaat untuk karir masa depan mahasiswa STEI SEBI. STEI SEBI berkomitmen untuk terus menyediakan pendidikan yang relevan dan inovatif agar mahasiswa siap menghadapi tantangan di dunia bisnis global.