Kamis, 19 Januari 2023, Inkubator bisnis STEI SEBI yakni SEL (SEBI Entrepeneurship Laboratory) melaluinya program unggulannya IYES (Indonesia Young Entrepreneur Summit) menggelar Kuliah Umum Kewirausahaan Pemuda dan Classical Learning bertempat di Sebi Hall, Kota Depok Jawa Barat.
Acara yang digagas bersama PT. Perigi Tiga Cahaya ini menghadirkan narasumber utama dari perusahaan agribisnis multinasional yang diwakili oleh Rina Faqih (Human Resources and General Affair Director Great Giant Foods). Sesi pertama ini dipandu oleh moderator Yahya Imanuddin, S.T, M.Sc (CEO- Founder Petani Global). Sesi kedua yakni Classical Learning menghadirkan Aresdi Mahdi Asyathry, ST, M.Si (CEO Glek). Sedangkan pada sesi ketiga digelar Focus Group Discussion yang dipandu oleh Amarullah Adhi Saputra, B. Eg (Hons) (PT Perigi Tiga Cahaya).
“Indonesia pada tahun 2045 akan menghadapi bonus demografi yang sangat ditentukan oleh generasi saat ini. Penumbuhan sektor yang menyerap tenaga kerja menjadi penting. Dan agribisnis merupakan 3 sektor terbesar di Indonesia yang paling tinggi menyerap tenaga kerja. Ini tentunya menjadi peluang yang harus disambut secara cermat,” demikian sambutan dari Sigit Pramono, PH, D, CA, CPA (Ketua STEI SEBI) saat membuka acara ini.
Agribisnis sebagai Sektor Bisnis Masa Depan
Rina dengan bersemangat menyampaikan bahwa potensi pertanian di Indonesia sangat besar sehingga menjadi sektor unggulan dan berkontribusi dalam PDB sebanyak 12,9% selama kuartal 3 di tahun 2022 dengan jumlah Rp657,2. Diperkirakan pada tahun 2050 dunia akan mengalami krisis makanan, sehingga lebih banyak produksi makanan untuk mengikuti pertumbuhan penduduk pada tahun 2050. Permintaan buah segar pun kian meningkat 31,9% dengan total jumlah ekspor buah dari Indonesia sebayak 375,04 ton.
Kimberly, Reward Partner Manager GGF, yang ikut hadir menambahkan tentang penggunaan teknologi dalam operasional GGF. GGF membuat siklus produksi ramah lingkungan tanpa limbah melalui penerapan ketat pendekatan pertanian kerkelanjutan yang terintegrasi. Disampaikannya, nanas kaleng sebagai produksi terkemuka dari GGF diolah secara optimal. Dagingnya dibuat buah kaleng. Tim riset GGF menemukan enzim untuk mengatasi cancer dari bonggol tengah pada nanas yang biasanya dibuang. Kulit dan daunnya diolah menjadi biogas sebagai energi untuk menggerakkan pabrik dan keperluan rumah tangga. “Bahkan kotoran sapipun kami riset untuk mencari bakteri yang bisa dimanfaatkan,” Kimberly menjelaskan. Menutup sesinya, Rina berpesan agar anak muda makin tertarik terjun pada bidang agribisnis, para pebisnis bidang ini harus menampilkan diri secara keren, wangi, dan bersih tidak kalah dengan profesi lain.
Fondasi adalah Hal Terpenting dalam Bisnis
Pada sesi kedua, Ares membahas mengenai pilar manajemen dalam mengelola bisnis. “Yang terpenting dari semua proses bisnis adalah bagaimana fondasi yang dibangun,” Are menekankan. Setiap pebisnis muslim harus memahami betul motivasi awal dan mind set dari bisnisnya. Motivasi yang paling kuat dalam berbisnis adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain. Fondasi yang salah akan menghancurkan pilar/tiang yang dibangun. Ares menjelaskan terdapat 5 fondasi bisnis yakni niat baik, prasangka baik, akhlak baik, dan sikap baik.
Menggali Potensi Daerah
Sesi terakhir dalam bentuk FGD berjalan interaktif yang dipandu oleh Amarullah Adhi Saputra, B. Eg (Hons) dan Yahya Imanuddin, S.T, M.Sc. Diskusi berjalan secara berkelompok untuk menggali lebih jauh tema diskusi “Potensi Perekonomian di Indonesia”. Setiap kelompok diminta untuk merespon peluang potensi ekonomi di daerah masing-masing peserta melalui pengamatan terhadap data potensi perekonomian di Indonesia dimana agribisnis berada pada urutan ketiga. Selanjutnya diskusi menukik pada permasalahan dan solusi yang akan direalisasikan.
Acara yang dihadiri oleh 50 pserta yang sebagian besar terdiri dari awardee IYES dan mahasiswa prodi Manajemen Bisnis Syariah STEI SEBI ini makin menyadarkan besarnya peluang agribisnis di Indonesia. (Atiyah Fitri/IYES2022)